mediapublik.net, Jakarta
Jika sebelumnya Dewan Pengurus Nasional Persatuan Pewarta Warga Indonesia (PPWI) kerjasama dengan Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Mpu Tantular (Fikom UMT), Jakarta telah 3 (tiga) kali menggelar Pelatihan Dasar Jurnalistik secara online, maka kali ini, kerjasama kedua lembaga tersebut menggelar “Pelatihan Jurnalistik Video Berita” secara online, pada hari Sabtu (09/07/2022) dari pkl. 13.00-16.30 WIB.
Mengawali acara setelah menyanyikan lagu Indonesia Raya, Danny PH Siagian, SE., MM, sebagai Ketua Pelaksana, yang juga sebagai Ketua II DPN PPWI menyampaikan laporannya tentang persiapan pelaksanaan hingga jumlah dan profil peserta.
“Puji syukur kepada Tuhan, karena acara Pelatihan Jurnalistik Video Berita ini akan segera dilaksananakan, kendati pada bulan lalu sempat tertunda. Adapun jumlah peserta sebanyak 23 orang, dari berbagai daerah antara lain dari Jabodetabek hingga, Papua. Sedangkan profil peserta, sekitar 70 persen adalah wartawan, dan hampir 90 persen belum pernah mengikuti pelatihan sejenis,” ungkap Danny seraya mempersilahkan Pimpinan untuk membuka acara secara resmi.
Acara kemudian dibuka secara resmi oleh Aris Kuncoro, SE, Pemimpin Umum/ Pemimpin Redaksi wartamerdeka.info, sebagai salah satu media pendukung acara, dimana seyogiyanya dibuka oleh Plt. Ketua Umum DPN PPWI, Fachrul Razi, M.I.P, namun karena sedang dalam perjalanan tugas ke luar negeri. Demikian juga Dekan Fikom UMT, Dra. Ratih Kurnia Hidayati, M.Ikom yang juga berhalangan.
Dalam sambutannya, Aris Kuncoro, SE yang juga Plt. Ketua Umum DPP Perkumpulan Wartawan Online Independen Nusantara (PWOIN) mengatakan, tantangan kebutuhan media online ke depan, harus mengikuti tren keinginan masyarakat yang semakin menyukai pemberitaan audio visual singkat.
“Saya melihat, tantangan kebutuhan media online ke depan, memang sudah semakin meningkat. Para jurnalis bukan lagi hanya menulis berita seperti biasa, namun sudah harus semakin meningkatkan diri untuk kemampua membuat berita-berita video singkat. Karena tren keinginan masyarakat belakangan ini, lebih suka nonton berita-berita audio visual singkat,” ungkapnya.
Sebab itu, Aris Kuncoro, mantan wartawan Harian Merdeka dan mantan Pemred Tabloid Guntur ini mengatakan, Pelatihan Jurnalistik Video Berita semacam ini sangat penting untuk mendorong peningkatan kemampuan wartawan.
“Jadi, hemat saya, Pelatihan Jurnalistik Video Berita semacam ini menjadi sangat penting, untuk mendorong peningkatan kemampuan para wartawan, sehingga menambah keahlian dari sekedar menulis berita seperti biasanya, ke arah penggarapan berita-berita dalam kemasan audio visual,” tandasnya, seraya membuka Acara Pelatihan secara resmi.
Acara Pelatihan ini menghadirkan 3 (tiga) narasumber yaitu, Hernando, SE, kameramen salah satu televisi MNC Group; Mung Pujanarko, S.Sos., M.I.Kom, Penulis di beberapa media, yang juga Dosen Fikom Universitas Jayabaya; dan Danny PH Siagian, SE., MM, Praktisi Jurnalistik & Public Relations/ Dosen.
Dalam paparannya, Hernando, SE, kameramen salah satu televisi MNC Group mengajarkan soal “Dasar-dasar Videography Dalam Pembuatan Berita”. Hernando memulai paparan dalam pengenalan jenis-jenis bidikan kamera, seperti Long Shoot, Medium Shoot dan Close Up.
Nando, demikian panggilan akrabnya, kameramen yang sering meliput ke daerah ini beberapa waktu lalu sering mengisi berita-berita breaking news di RCTI juga menjelaskan teknik pencahayaan, baik frontal melawan cahaya (siluet), diagonal, mapun mengikuti arah cahaya dalam kondisi di lapangan.
Nando yang sering menyiapkan berita-berita program Delik di televisi ini menjelaskan tentang pergerakan lensa kamera, dari kiri ke kanan yang disebut pan kiri atau pan kanan. Beberapa istilah, wide angle, tlit atas, tlit bawah maupun zoom in maupun zom out, beserta visual-visualnya, termasuk jenis-jenis kamera.
Hingga di ujung paparannya memutarkan video-video berita hasil garapan dalam pekerjaannya sehari-hari. Tentu masih banyak lagi yang dijelaskan, termasuk pengambilan gambar yang sesuai dalam sebuah wawancara, maupun liputan peristiwa.
Selanjutnya, Mung Pujanarko, S.Sos., M.I.Kom, Penulis di beberapa media, yang juga Dosen Fikom Universitas Jayabaya mengajarkan materi ‘Teknik “Quick News” Untuk Narasi Berita Cepat’.
“Berita cepat artinya cepat disajikan, cepat ditayangkan serta cepat dikonsumsi oleh audiens,” ungkapnya mengawali paparannya.
Selanjutnya Mung Pujanarko menjelaskan prinsip dasar jurnalistik 5W+1H, dan konsep penulisan Quick News dengan Teori Piramida terballk. Dan Quick News berkaitan dengan adanya tantangan membuat ‘Press Release’, yang harus cepat dibuat berdasarkan peristiwa atau event yang terjadi.
Dikatakan Mung, Quick News adalah pengembangan spot news, yang ditulis dengan 150 kata dalam waktu yang efektif & singkat di lapangan.
“Yakni dengan waktu 10 menit atau kurang, dan dilakukan di field (lapangan yang mendesak) serta kondisi genting,” tandasnya.
Mantan wartawan Surabaya Pos ini juga menjelaskan, mengapa Quick News harus dengan 150 kata, karena harus disesuaikan dengan berbagai media.
“150 kata adalah Standard Operating Procedure (SOP) dari berita setengah halaman majalah plus foto. Dan 150 kata adalah standar untuk berita spot news yang di-lay out di tengah maupun di pinggir kanan halaman koran. 150 kata juga merupakan standar berita di radio dan televisi untuk melaporkan awal situasi, serta di media dot. com merupakan standar penulisan running news untuk laporan pertama,” bebernya.
Di sesi terakhir, Danny PH Siagian, SE., MM, Praktisi Jurnalistik & Public Relations/ Dosen memaparkan tentang Format Berita dan Teknik Membaca Teks Berita, yang mengatakan, ada 3 (tiga) kemampuan yang harus dikuasai dalam membuat video berita.
“Ada tiga unsur kemampuan yang harus dikuasai dalam rangkaian pembuatan sebuah video berita, maupun pembuatan video untuk youtube dan instagram, yaitu, teknik pengambilan gambar video, pembuatan narasi berita, dan teknik membaca berita. Ketiganya merupakan satu paket pengetahuan dan keterampilan yang harus dimiliki dalam sebuah penggarapan video berita, sebagai produk audio visual,” ujarnya mengawali paparannya.
Danny Siagian kemudian menjelaskan soal membuat format penyajian teks berita yang akan dibaca oleh pembawa berita atau presenter. Juga diterangkan, bagaimana jika reporter yang berada di lapangan, harus melaporkan sesuatu peristiwa tanpa teks berita, namun tetap harus mengikuti kaidah 5W 1H.
Danny, jurnalis yang sebelumnya cukup lama meliput di lingkungan DPR/MPR/ DPD RI Senayan Jakarta ini mengatakan, ada beberapa teknik membaca teks berita.
“Ada beberapa teknik membaca berita di audio visual, yang benar-benar harus diperhatikan, berkaitan dengan Intonasi, Pelafalan, Mengatur Volume Suara, maupun Irama membaca dan lain-lain. Tentu, intonasi, volume suara maupun irama membaca, akan beda lagi jika anda meliput peristiwa di lapangan,” ujar Danny sambil memberi contoh.
Diujung paparannya, Danny yang masa-masa kuliah sering olah vokal dan bernyanyi ini mempraktekkan pembacaan berita bak penyiar televisi, dengan teknik membaca dan mengatur intonasi serta volume suara sedemikian rupa. Teknik membaca harus juga mengatur pernafasan, sehingga dalam membaca dengan speed sedang atau cepat, tetap tidak terkesan tergesa-gesa.
Setiap selesai sesi satu pembicara, dibuka acara tanya-jawab, yang dilanjutkan dengan pengisian Google Form sebagai bahan ujian, dan selanjutnya akan menjadi nilai yang tertera dalam Sertifikat Pelatihan para peserta. Dan setelah selesai penjelasan para pembicara, peserta kembali mengisi Google Form untuk tanggapan setiap peserta terhadap manfaat pelatihan.
Acara dipandu oleh Arnesta Sily, mahasiswa semester akhir Universitas Mpu Tantular, yang sekaligus merangkap Moderator, menggantikan Eva Susanti yang mendadak keluar kota dan berhalangan. Sementara Co Host yang menyiapkan materi presentasi, Google Form terkait IT, dikendalikan Boy Tonggor Siahaan.
Acara ini juga didukung oleh Danny School of Journalism & PR, bersama media-media mitra yang selama ini setia mendampingi, seperti wartamerdeka.info, pewartaindonesia.com, hipakad’63news.com, 1Kata.com, batakindonesia.com. (Tim Media)