Dorong Kebangkitan Ekonomi Islam di Pondok Pesantren, 70 Ulama Indonesia ke Malaysia

mediapublik.net,  Malaysia

Saat ini  Malaysia memiliki keadaan ekonomi syariah yang cukup baik. Sebab negara telah melakukan berbagai inisiatif untuk mempromosikan dan mengembangkan sektor ekonomi syariah, termasuk pendirian lembaga keuangan syariah.

Pengembangan produk keuangan syariah, dan promosi lembaga keuangan syariah atas kesadaran masyarakat terhadap ekonomi syariah. Malaysia juga merupakan salah satu pusat keuangan syariah utama di dunia.

Penetrasi ekonomi syariah mengacu pada proses perluasan dan peningkatan adopsi prinsip-prinsip ekonomi syariah di berbagai sektor ekonomi. Ini melibatkan pengembangan produk dan  layanan yang sejalan dengan prinsip-prinsip Islam, seperti keuangan syariah, asuransi syariah, investasi syariah, dan banyak lagi.

Penetrasi ekonomi syariah bertujuan untuk mempromosikan sistem ekonomi berdasarkan prinsip-prinsip Islam, seperti keadilan, keberlanjutan, dan pembagian risiko.

Dalam upaya meningkatkan pergerakan ekonomi islam tersebut, 70 pimpinan pondok pesantren dari Indonesia,  melakukan branchmark ke Malaysia tanggal 4 – 8 September 2023.

Kegiatan dengan tajuk Menjulang Kebangkitan Ekonomi Islam Sedunia ini di inisiasi oleh beberapa organisasi,  HEBITREN, IKATAN PESANTREN INDONESIA (IPI) , SANTRIPRENEUR INDONESIA, OPOP  INDONESIA ( ONE PESANTREN ONE PRODUCK ) .

Kegiatan ini akan di isi dengan sharing dari beberapa nara sumber yang sangat kompeten dan sudah berhasil mengembangkan ekonomi islam di tempatnya masing – masing, seperti Dr Hj Umi Waheeda, MPsi dari Ponpes Nurul Iman Parung Bogor,  Dr H Anas Alhifni dari Ponpes Sunan Derajat Lamongan dan ada juga Gus Ghofirin  dari OPOP dan KH Ahmad Sugeng Utomo ( Gus Ut )  dari Santripreneur Indonesia.

Kegiatan juga akan diisi dengan melakukan kunjungan ke unit – unit usaha OTAI Grup, satu organisasi usaha yang telah berhasil mengembangkan ekonomi islam dan sudah berjaya menghasilkan usahawan – usahawan Islam.

Ketua Delegasi Indonesia Dr H Edy Setyo Utomo saat dihubungi awak media mengatakan, kegiatan pertemuan ini merupakan kali ke 3 diadakan di Malaysia. Pertemuan pertama tahun 2019, pertemuan ke 2 tahun 2020.

Tahun 2021 dan 2022 terhenti karena Covid 19. ” Alhamdulilah pertemuan silaturahmi antara ulama – ulama Indonesia dan Malaysia bahkan Singapura dan Thailand,  tahun ini in syaa Allah akan dilaksanakan di Malaysia tanggal 4 sd 8 September 2023.

Dari Indonesia beberapa pondok besar ikut hadir dan memberikan sumbangan pemikiran seperti Pondok Tambak Beras Jombang yang dipimpin langsung oleh KH Hasib Hasbullah, Pondok Pesantren Nurul Jadid Probolinggo dipimpin langsung oleh KH Abdul Hamid Wahid, Ponpes Nurul Iman dipimpin oleh Umi Waheeda  Ponpes Sunan Derajat Lamongan dan beberapa Pondok Besar lainnya ” Ujar Edy

Selain Pondok Besar dari Jawa, Edy menambahkan,  diikuti juga perwakilan dari Pondok besar dari Sulawesi , Sumatera dan Kalimantan.

KH Abdul Hamid Marzuqi pimpinan Ponpes Walisongo Kalimantan Selatan, yang merupakan inisiator penggagas kegiatan ini,  menerangkan kenapa mengambil tempat di OTAI Malaysia, karena OTAI sudah terbukti menghasilkan usahawan – usahawan Islam yang sukses.

Kesuksesan OTAI grup dalam menggerakkan ekosistem ekonomi Islam, melalui koperasi syariah,  usaha syariah dn pendidikan syariah ini lah yang akan kita contoh dan kita laksanakan di Indonesia.

Gus Hamid yang juga sebagai Ketua Santripreneur Kalsel, Ketua Harian IPI Kalsel, dan Bendahara HEBITREN Pusat menambahkan, ekosistem ekonomi Islam di Indonesia khususnya di lingkungan Pesantren,  sudah berjalan dengan baik. Akan tetapi terkesan jalan sendiri – sendiri. Sehingga potensi besar yang ada di pesantren belum terhubung satu dengan yang lainnya.

” Kami ingin, dimulai dari Pondok Pesantren, akan lahir usahawan – usahawan islam,  yang bisa menjulang Kebangkitan ekonomi islam, sesuai tajuk pertemuan tahun ini ” ujarnya.

Indonesia sebagai negara dengan penduduk muslim terbesar di dunia, memiliki potensi besar dalam industri ekonomi syariah. Namun, penetrasi ekonomi syariah di indonesia masih jauh tertinggal dibandingkan dengan negara-negara lain seperti Malaysia. Oleh karena itu, diperlukan upaya untuk meningkatkan penetrasi pasar ekonomi syariah di Indonesia.

Presiden OTAI Grup Malaysia Dr KH Situ Khalifah Suhaimi Hj Abas sebagai tuan rumah , menyatakan kesiapannya menyambut tamu – tamu Ulama – Ulama dari Indonesia. ” Alhamdulillah kami sudah siapkan segala sesuatu untuk menjamu tamu tamu besar, para Mudir dan beberapa Pengusaha dari Indonesia” Ujar Suhaimi.

Dalam pertemuan ini semoga bisa ditindaklanjuti dengan pertukaran santri Indonesia dan OTAI Malaysia untuk saling belajar dan praktek atau magang, sehingga cita cita mewujudkan usahawan muslim yang lebih banyak segera bisa terwujud dengan izin Allah, pungkasnya. (MP/ Edy)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *