Banjarmasin, mediapublik.net
Harapan Kalimantan Selatan (Kalsel) akan capai pertumbuhan ekonomi lebih baik dari 2019 di tahun 2020 menjadi lebih berpeluang dikisaran 4,5 – 4,9 %, hal ini didorong meningkatnya ekspor dan Konsumsi Rumah Tangga.
Efek dari itu adalah hasil dari perbaikan harga komoditas dan kenaikan UMP serta peningkatan permintaa batubara dari Tiongkok yang kuat akan kebutuhan batubara. Selain itu perbaikan disektor perdagangan, hotel, Restoran dan pariwisata.
Demikian diungkapkan Kepala BI Kalsel Herawanto yg didampingi Rahmat Dwisaputra – Kepala Grup Advisory dan Pengembangan Ekonomi, Dadi Esa Cipta – Ekonom Ahli Tim Pengembangan Ekonomi (TPE), R. Bambang Setyo Pambudi – Kepala Divisi Sistem Pembayaran, Pengelolaan Uang Rupiah dan Layanan Administrasi (Kadiv SP PUR & LA) dalam siaran Persnya pada sejumlah wartawan di Banjarmasin (15/1).
Ditambahkannya salah satu factor kunci bagi akselarasi pembangunan ekonomi dan sekaligus mendorong pertumbuhan ekonomi baru adalah penyediaan peningkatan kualitas infrastruktur , ini ditandai dengan beroperasinya Bandara Internasional Syamsudin Noor 1/12-19 lalu.
Keberadaan bandara ini dalam operasionalnya memiliki peranan strategis sebagai Gerbang Banua yang refsentative dalam menyongsong visit Kalsel Year 2020.
Sementara itu inflasi Kalsel 2020 di prediksi 3.0 +- 1 %(yoy) lebih rendah dari 2019 yang dipicu oleh rencana pemerintah menaikkan beberapa tarif yakni cukai rokok, listrik, pengurangan subsidi solar.
Disektor lokal salah satu pemicu inflasi ialah Ikan gabus atau akrab disebut ikan haruan oleh orang banjar adalah makanan yang tidak dipisahkan oleh keseharian masyarakat banjar sehingga permintaan pasar untuk ikan gabus sangat tinggi.
Faktor lingkungan dan budidaya ikan gabus sendiri belum begitu bagus sehingga stock ikan gabus sangat terbatas dan membuat harga ikan gabus melambung tinggi ungkap Dadi Esa Cipta.
Untuk itu Bank Indonesia (BI) memiliki collage project di Barabai, Bumi Tani Agung, dan Tanjung diberikan pelatihan budidaya ikan gabus, teknologi dan inovasi baru saat musim hujan ini akan di manfaatkan dengan baik agar meningkatkan produksi ikan gabus sebagai solusinya.
BI juga berharap bisa menggeser minat pasar dari ikan gabus menjadi ikan nila karena ikan gabus sendiri adalah ikan liar oleh sebab itu susah untuk mendosmetikkan atau membudidayakan yang akan membuat pengeluaran biaya yang banyak sehingga kami mempunyai program untuk mengenalkan Nila sebagai alternatif pengganti ikan gabus, tambah Herawanto.
Pada dasarnya dengan memanfaatkan segala potensi dan peluang secara maksimal, maka pertumbuhan ekonomi Kalimantan Selatan di tahun 2020 ini diprediksi akan tumbuh cepat dan meningkat, jelas Pria yang ramah dengan Wartawan ini. (MP/Sel)