Banjarmasin , mediapublik.net
Kehadiran Perusahaan Efek Daerah di Kalimantan Selatan seiring terbitnya peraturan Otoritas Jasa Keuangan (POJK) Nomor 18/POJK. 04/2019 tentang Perusahaan Efek Daerah pada Agustus 2019 lalu disambut gembira kalangan Perbankan dan swasta di Kalimantan Selatan.
Bertempat di Hotel Mercure Banjarmasin, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Wilayah Kalimantan melaksanakan Focus Group Discusian (FGD) dalam upaya pengenalan /sosialisasi Perusahaan Efek Daerah (PED) , Kamis (7/11) yang diikuti kalangan Perbankan, pengusaha dan awak media.
Kepala Unit Bursa Efek Indonesia (BEI) Nunik Nuzulia mengatakan sesuai dengan penerbitan ijin OJK untuk Perusahaan Efek Daerah (PED) kita menyambut gembira dan di Banjarmasin hari ini mulai disosialisaikan.
PED dimiliki masyarakat daerah sehingga para investor lebih percaya dalam melakukan transksi di pasar modal lebih terpercaya. Selanjutnya kalau ada di Kalsel segera saya senang sekali, apalagi ada BPR BPD pengusaha lokal yang mau membuka PED, ujar Nuzula.
Deputi Direktur Pengembangan Transaksi Lembaga Efek dan Manajemen Krisis Pasar Modal OJK, Arif Safarudin Suharto mengatakan Jumlah penduduk Kalsel sekitar 4,2 juta, yang menjadi investor pasar modal saham hanya 22.000 hanya sekitar 1 persen dari total keseluruhan,”
Apalagi dengan modal awal dalam pembentukan PED hanya berkisar Rp 5 miliar, hal ini akan mempermudah PED berkembang dimana tata kelolanya tidak memerlukan komisaris independen dan laporan modal bersih disesuaikan, tukas Arif.
Dalam konprensi persnya ditambahkan kehadiran Perusahaan Efek legalitasnya harus terdaftar pada OJK. Jika tidak maka itu dianggap bodong. Terhadap Perusahan tersebut agar masyarakat berhati hati memilih berinvestasi, jika ditemui permasalahan dalam mengikuti bursa efek yang tidak dilegitimasi OJK maka segera melaporkannya dan siap ditangani, tutur Arif.
Sementara itu, Kepala Bagian Pengawasan Industri Keuangan Non Bank (IKNB) OJK Regional IX Kalimantan, Abidir Rahman, mengatakan, sosialisasi pasar modal di Banjarmasin sudah berlangsung cukup efektif dengan menghadirkan sekolah pasar modal setiap bulannya.
“Kami bekerjasama dengan Bursa Efek Indonesia (BEI) Kantor Perwakilan Kalsel setiap Rabu di pekan keempat setiap bulannya. Meskipun belum signifikan namun sudah mulai bertumbuh kesadaran investasi pasar modal. Selama 2019 ini kami sudah menggelar 12 kali sosialisasi,” pungkasnya. (Rahmah)