Pontren Nurul Hijrah Jorong Pertama bangun Dapur Umum BGN untuk MBG di Kalsel

mediapublik.net, Jorong

Acara groundbreaking peletakan batu pertama pembangunan Dapur Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) Makan Bergizi Gratis (MBG) Badan Gizi Nasional (BGN). Dilaksanakan  pada Pondok Pesantren (Pontren)  Nurul Hijrah, Jorong, Kabupaten Tanah Laut, Senin (26/2/2025) dibawah rintik hujan gerimis kecil berjalan sukses.

Rangkaian seremoni dimulai pertama oleh BGN Deputi Pemberdayaan Masyarakat, Direktur Pemberdayaan dan Partisipasi Masyarakat Badan Gizi Nasional (BGN), Tengku Syahdana,  Gubernur Kalsel melalui Staf ahli Adi Santoso, Kepala Staf Resort Militer (Kasrem) 101/Antasari Kolonel Kav Sholeh, S.Sos., M.M., dan Lainnya,  Forkopimda Tanah Laut turut meletakkan batu dititik awal dasar diletakkannya Kolom Bangunan Pembangunan Dapur SPPG dengan tempelan Semen bercampur pasir diakhiri oleh Ketua Pontren Nurul Hijrah KH Mukri Yunus sekaligus ditutup dengan doa.

Direktur Badan Gizi Nasional bidang Pemberdayaan dan Partisipasi Masyarakat, Tengku Syahbana, mngatakan SPPG yang dibangun di Ponpes Nurul Hijrah nantinya akan melayani para santri, siswa sekolah formal di sekitar pondok, serta ibu hamil, ibu menyusui, dan balita. Setiap unit SPPG mampu melayani sekitar 3.000 penerima manfaat per hari.

“Satu unit SPPG/Dapur sehat nantinya akan melayani sekitar 3.000 pelajar dan santri setiap hari selama 22 hari dalam sebulan. Untuk Kecamatan Jorong sendiri, sesuai data dapodik, terdapat sekitar 6.000 pelajar. Oleh karena itu, dibutuhkan setidaknya dua unit SPPG. Radius maksimum pendistribusian makanan bergizi ini sejauh 30 menit dari lokasi SPPG, sehingga kualitas makanan tetap terjaga dan layak dikonsumsi,” jelasnya.

Ditempat sama  Gubernur Kalsel, H. Muhidin yang dibacakan Adi Santoso menyampaikan apresiasi kepada Badan Gizi Nasional dan Induk Koperasi Pondok Pesantren, serta seluruh pihak yang terlibat dalam persiapan pembangunan dapur MBG.

“Kesuksesan program prioritas Makan Bergizi Gratis dimulai dari pembangunan dapur yang memenuhi standar kelayakan, disusul SDM yang kompeten dan manajemen yang memenuhi standar operasional prosedur,” ujar Adi Santoso.

Lebih lanjut, Adi Santoso menjelaskan bahwa keberadaan dapur MBG juga memberikan ruang bagi pemberdayaan ekonomi masyarakat sekitar. Pemenuhan pasokan pangan akan melibatkan UMKM dan unit-unit usaha kecil di sekitar wilayah dapur MBG, maupun di lingkup pesantren itu sendiri.

Pemerintah daerah dan institusi terkait berkomitmen untuk terus mendukung, mengelola, dan mengawasi pelaksanaan program ini dengan sebaik-baiknya dan penuh tanggung jawab.

Sementara itu, Ketua Umum Induk Koperasi Pondok Pesantren (Inkopontren), Hapi Jazuli, mengungkapkan Dapur Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) memiliki target 1.500 titik di seluruh Indonesia, sebagai upaya strategis untuk menyediakan makanan sehat dan bergizi secara gratis bagi santri serta masyarakat sekitar.

Di Kalsel, Hapi Jazuli menjelaskan program ini diproyeksikan memberikan manfaat signifikan bagi 286 pesantren, dengan total penerima manfaat utama mencapai 93.000 santri. Tidak hanya itu, cakupan lebih luas juga mencakup total 765.000 penerima manfaat diseluruh Kalsel, termasuk siswa di luar lingkungan pesantren.

Selain itu, Hapi Jazuli menggaris bawahi agar distribusi makanan tetap berkualitas, dapur MBG akan dibangun dengan perhitungan jarak ideal, yakni 30–40 kilometer dari lokasi penerima manfaat. Strategi ini menurutnya bertujuan untuk memastikan makanan tetap segar, sehat, dan siap dikonsumsi saat sampai di tangan penerima.

KH Mukri Yunus selaku Pimpinan Pontren Nurul Hizrah dalam Yayasannya sebagai Pelindungnya legalitas dalam pelaksanaan MBG ini akan berupaya melaksanakan MBG ini dengan baik dan Ustadz yang sering memberikan Tausiah keagamsan ini juga mengaku bangga atas kepercayaan tersebut.

Sementara itu dalam pengoperasiannya kedepan  pengelola dapur MBG setempat dipastikannya juga memperhatikan warga sekitar untuk pemenuhan tenaga kerja.

Begitu pula dengan bahan pokok makanannya. “Kebetulan di kampung kami banyak kandang ayam, petani sayuran juga ada. Nanti bisa diambil dari mereka untuk pemenuhan bahan pangannya. Jadi, ada juga unsur pemberdayaannya bagi warga sekitar,” ucap Guru Mukri, Rabu (26/2/2025).

Tak menduga terpilihnya Ponpes ini sebagai  tempat perdana pembangunan dapur MBG. Tetapi melihat dirinya jadi pengurus OPOP (One Pesantren One Product) dari Ikatan Pesantren Indonesia (IPI) yang  dikelola oleh koperasi pondok pesantren (kopontren) itulah mungkin yang jadi dasar dari penunjukkan pelaksanaan BGN ini.

. Di pondok pesantrennya memang juga telah ada kopontren dan cukup eksis sejak beberapa tahun silam yang telah memiliki berapa jenis usaha ekonomi produktif.

Itu sebabnya pada acara ground breaking Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) atau dapur MBG pada Rabu siang kemarin dihadiri Ketua Umum Induk Koperasi Pondok Pesantren (Inkopontren) H Hapi Zajuli.

“Jadi, kami di sini semacam menjadi cabangnya di Kalsel. Itulah mengapa di Kalsel pembangunan dapur MBG di lingkup pesantren didahulukan di tempat kami,” kata Guru Mukri.

Hadir dalam acara ini sejumlah pejabat penting, di antaranya Deputi Kementerian Koperasi RI Elfiandi, Tenaga Profesional Bidang Kepemimpinan Lemhannas RI Mayjen (Purn) Hari Mulyono, Sekjen Purnawirawan Pejuang Indonesia Raya (PPIR) Mayjen (Purn) Surya Darma, Staf Ahli Bidang Pemerintahan Provinsi Kalsel Adi Santoso, Kakorgadik Polda Kalsel AKBP Husni Thamrin, Ketua Umum Induk Koperasi Pondok Pesantren Kalsel Hapi Zajuli, serta pimpinan pondok pesantren se-Kabupaten Tanah Laut.(MP Daus/ TribunR)

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *