mediapublik.net, Banjarmasin
Dalam debat terakhir pilkada antar pasangan calon (Paslon) Gubernur dan wakil Gubernur Kalimantan selatan yang di gelar pada sabtu malam 28/11/2020, Paslon 2 Denny Indrayana -Difriadi berharap seluruh masyarakat bisa mengantisipasi adanya berbagai macam modus berbau uang yang terjadi pada saat menjelang pencoblosan.
Menurut Denny, mengantisipasi praktek uang atau sering atau sering di sebut serangan fajar agar tidak hanya di lakukan oleh relawan partai koalisi oleh pasangan nomor urut 2 ini saja, tetapi masyarakat juga perlu ikut.
“Kami sudah melaporkan penggunaan RT RW, Aparat-aparat, Oknum-oknum pembakal desa, serta ada modus dari oknum Kepala Daerah, Walikota, bahkan Banjarmasin sudah ada beredar kupon dari beberapa yang menerima dengan siapa dan harga yang sekian. Sehingga masyarakat patut ikut serta dalam mengantisipasi modus- modus seperti ini.” jelasnya.
Ia juga mengatakan bahwa sudah bukan rahasia umum lagi bahwa suara bisa di jual belikan sehingga bisa berubah, maka dari itu perlunya dilakukan pengawalan terhadap suara yang tidak hanya di lakukan di TPS tapi juga di sampai pada jenjang kelurahan, kecamatan, kabupaten, hingga provinsi agar tidak terjadi kecurangan.
Pengumpulan suara, penolakan politik uang, pengamanan perhitungan suara adalah tiga hal yang penting dalam menjelang pilkada serentak nanti”. Ungkapnya.
“Pengumpulan suara, penolakan politik uang, pengamanan perhitungan suara adalah tiga hal yang penting dalam menjelang pilkada serentak nanti”. Ungkapnya.
Sementara Cagub. Nomor urut 1 mengatakan Pilkada merupakan pesta rakyat, yang berarti harus gembira. Rakyat melakukan pilihan . merupakan Pilkada yang berarti pesta rakyat dimana rakyat harus gembira.
Di closing penutup Sahbirin sempat melantunkan syair lagu jagalah hati jangan kau nodai , jagalah hati pelita hidup ini. (Rahmah/KK/MP)
