mediapublik.net, Banjarbaru
Aula Bappeda Prov. Kalimantan Selatan Banjarbaru , Selasa (23/5/23) jadi tempat 14 Kabupaten/Kota masing-masing sampaikan paparan 8 Aksi Konvergensi Stunting.
Mewakili Sekretaris Barito Kuala (Sekda Batola) sebagai ketua TPPS, Sekretaris TPPS yakni Kepala DPPKBP3A Hj. Harliani sampaikan paparan pengendalian stunting Barito Kuala oleh Satgas TPPS sepanjang tahun 2022.
Data stunting dari hasil survei SSGI tahun 2022 menjadikan Barito Kuala urutan pertama tertinggi stunting di Kalsel, prestasi yang tidak dapat dibanggakan ini menjadi target kerja keras Batola untuk turunkan stunting di bawah 14% di tahun 2024.
Sepanjang tahun 2022 Batola telah laksanakan sejumlah rembuk stunting yang hasilkan intervensi langsung ke target sasaran data stunting.
Anggaran untuk intervensi stunting tahun 2022 sebesar Rp 30 M dengan 18 Sub Kegiatan, Harliani menuturkan “Anggaran yang kita keluarkan untuk stunting memang tidak sebesar kabupaten kota lainnya karena disesuaikan dengan APBD, namun dengan anggaran cukup besar itu kita sudah jalankan berbagai program intervensi spesifik dan sensitif salah satunya permata bunda yaitu pemberian makanan bergizi secara langsung” tutur Kepala DPPKBP3A.
Harliani juga tegaskan data real stunting Batola “melalui Dinas Kesehatan kita telah melakukan survei ulang terhadap lokus-lokus stunting dari hasil SSGI, sebanyak 7.666 balita dengan alat elektronik Pencatatan dan Pelaporan Gizi Berbasis Masyarakat (e-PPBGM) hasilnya kita dapatkan 9,21% atau 726 Balita stunting di Batola tahun 2023” tegasnya.
- Hj. Azizah Sri Widari mengatakan “kami sudah pegang data by name by address anak stunting, sehingga kepala Desapun tidak boleh tidak tahu ada anak stunting di desanya dan kita fokus intervensi data stunting by name by address tersebut apalagi di tahun 2023 ini kita sudah jalankan program Bapak Bunda Asuh Anak Stunting, “jelas Kadinkes Batola. (MP/Wke/Kominfo)