mediapublik.net, Pelaihari
Menjelang bulan Ramadhan 1441 H , pemerintah Kabupaten Tanah Laut (Tala) menggelar rapat koordinasi (Rakor) pemerintah daerah bersama forum koordinasi pimpinan daerah (forkopimda) di Ruang Barakat Sekretariat Daerah Tala, Selasa (21/4).
Bupati Tanah Laut , Sukamta menegaskan perihal kesepakatan antara pemerintah daerah dengan forkopimda, DPRD, MUI serta para alim ulama terkait dengan pelaksanaan shalat tarawih agar dilaksanakan di rumah masing-masing dan masyarakat diimbau untuk tidak melaksanakan buka puasa bersama maupun sahur bersama.
Tak hanya itu pemerintah daerah pun tidak melaksanakan safari ramadhan seperti yang biasanya digelar pada tahun-tahun sebelumnya guna menanggulangi penyebaran wabah Covid-19.
Lebih lanjut dijelaskan, meskipun 3 orang warga Tala terkonfirmasi positif Covid-19, namun mereka belum menunjukkan gejala yang berat. Sehingga tidak perlu dirawat di RSUD Hadji Boedjasin, melainkan hanya dikarantina di eks RSUD Hadji Boedjasin.
Dalam rakor tersebut juga membahas ketersediaan bahan pangan di Kabupaten Tala. Orang nomor satu di Tala itupun berharap distribusi logistik, arus barang dan jasa berjalan dengan lancar.
Tak lupa Sukamta meminta kepada tokoh-tokoh agama dan tokoh masyarakat agar mengedukasi masyarakat untuk disiplin dalam menerapkan social distancing serta menaati apa yang sudah menjadi aturan dari pemerintah daerah.
Sukamta bersama jajaran pemerintah daerah juga mengantisipasi adanya arus mudik lebaran, dirinya mengimbau kepada masyarakat untuk tidak mudik dulu, bahkan di Hari Raya Idul Fitri nanti pun pihaknya tidak menggelar open house.
“Sekalipun kondisi sudah aman, kami tetap tidak melaksanakan open house, dan jikalau sampai Idul Fitri, Covid-19 belum selesai maka shalat Idul Fitri kita tiadakan,” jelasnya.
Langkah itu diambil sebab ia tidak ingin Kabupaten Tala menjadi daerah transmisi lokal. Terlebih saat ini ada tambahan 10 orang yang berdasarkan hasil rapid test menunjukkan reaktif positif.
Sukamta beserta jajaran pemerintah Kabupaten Tala berkomitmen untuk mengambil langkah antisipatif dalam penanganan Covid-19 dengan cara melakukan rapid test terhadap
1 hari cluster-cluster yang diduga positif Covid-19.
“Jadi total ada 13 yang kita karantina. 10 orang dengan hasil rapid test reaktif positif dan 3 orang terkonfirmasi positif Covid-19,” terang Sukamta.
Tak hanya fokus pada penanganan Covid-19, pemerintah daerah juga fokus dalam mengantisipasi tindak kejahatan, apalagi dengan adanya kebijakan untuk melepas tahanan, dirinya meminta kepada jajaran kepolisian untuk menangani hal tersebut.
“Saya juga minta kepada Satpol PP untuk mengawasi warung sekadup yang buka siang hari di bulan ramadhan,” pintanya.
Para pedagang wadai yang biasanya berdagang di pasar wadai pun diarahkan untuk berjualan melalui sistem online. Sebab untuk tahun ini pemerintah daerah tidak menggelar pasar wadai seperti tahun-tahun sebelumnya.(MP/ Kominfo)