mediapublik.net, Banjarmasin
Hidup di Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) yang beragam Suku dan Agama, diingatkan Winardi Sethiono Ketua Persatuan Islam Tionghoa Indonesia (PITI) Provinsi Kalimantan Selatan, jika ingin menciptakan kedamaian, maka jika ada hal-hal yang dilakukan oleh Kelompok-kelompok tertentu, maka Kelompok lain yang agamanya berbeda, sebaiknya tidak usah ikut terlalu menjustifikasi. Karena itulah, tegas Winardi, yang mengakibatkan sebuah perpecahan.
Jadi, pesan Winardi, biarlah mereka dijustifikasi oleh Kelompok Mereka sendiri. “Saya rasa kalau itu bisa dilakukan, bisa dilaksanakan, maka kehidupan antar Umat beragam kita akan damai dan sejahtera. Karena tidak mungkin suatu ajaran yang berkiblat pada Al-Kitab itu diajarkan kepada pihak lain yang tidak memahami Al-Kitab itu tadi,” tegas Winardi, usai Dialog Theologis tersebut, Sabtu sore (10/6/2023) di Banjarmasin.
Sedangkan menyinggung bergantiannya Tuan Rumah penyelenggara Diskusi dari masing-masing peserta, Winardi menyatakan, kedepannya membuat sebuah Diskusi Kerukunan Antar Umat Beragama secara rolling, berputar, hanya untuk menyatukan persamaan, mengetahui perbedaannya di mana dan tidak mempermasalahkan perbedaan itu tadi.
“Yang penting kita asal mengetahui perbedaannya dimana. Kemudian kita tidak sepakat, itupun tidak masalah. Tidak menginginkan sebuah perbedaan yang disamakan,” tegas Winardi.
Semua Agama mengajarkan kebaikan dan manusia bebas melakukan apa saja, hanya saja dia harus tunduk pada aturan-aturan yang ditetapkan Tuhan sesuai agamanya masing-masing. Kalau tidak patuh pada aturan, mungkin kita akan kembali pada zaman batu.
Aturan-aturan tersebut berupa kitab suci yang ada pada setiap agama dan harus dipatuhi oleh umatnya ujar Win ( sapaan akrapnya). (MP/Juns)