Sampah Menumpuk , Angkutan Sampah terkendala Armada

mediapublik.net, Marabahan

Produksi sampah rumah tangga dari warga masyarakat di wilayah kabupaten Barito Kuala sekarang tinggi. Sebagian besar produksi sampah tersebut berasal dari wilayah kecamatan Alalak dan paling mendominasi adalah wilayah handil bakti dari 17 kecamatan.

Produksi sampah perharinya diperkirakan mencapai 40 ton dan hanya mampu bisa diangkut atau diantar ke TPA Tebing Rinbah sekitar 25 ton sampah. Selebihnya diantar ke TPA Regional Banjarbakula di Banjarbaru.

Kepala UPT TPA Tebing Renbah Batola Supardi dikonfirmasi mediapublik.net selasa (21/6) mengaku, terkadang sampah tidak sempat terangkat atau diambil dari TPS, karena keterbatasan armada.

Supardi menambahkan produksi sampah yang diantar ke TPA regional Banjarbakula Banjarbaru terkendala jarak yang ditempuh cukup jauh plus biaya tambahan dan operasional. Namun demikian ujar Supardi pihaknya tetap berupaya melakukan pengangkutan sampah di TPS dengan menempatkan armada untuk selanjutnya diangkut.

Terpisah Kabid Pengelolaan Sampah Dinas Lingkungan Hidup Batola Mety,SH,MH menegaskan, pihaknya saat ini memang terkendala jumlah armada operasional yang dimiliki. Jumlah armada sekarang hanya 10, idealnya dengan jumlah produksi mencapai 40 ton lebih itu setidaknya tersedia 25 unit armada.

Sementara untuk dana operasional Mety menambahkan minim, termasuk biaya untuk mengantar ke TPA Regional Banjarbakula Banjarbaru juga tambah biaya bbm dan biaya retribusi banjarbakula.

Kedepan mengatasi berbagai kendala tersebut, untuk wilayah handil bakti yang cukup tinggi sampahnya selain memaksimalkan TPS, juga sistem jemput untuk ditimpuk dalam satu tempat dan selanjutnya diangkut ke TPA Tebing Rembah Batola.

Didalam meningkatkan kesadaran warga masyarakat terhadap retribusi sampah pihaknya akan melakukan pungutan retribusi sampah melalui rekening PDAM, sebab dianggap masih rendah dalam pencapaian target.

Mety menambahkan, pengelolaan sampah selain wilayah kecamatan Alalak yang dominan untuk wilayah kecamatan lainnya dilakukan secara bergilir, karena produksinya dianggap tidak terlalu banyak.

Mengurangi kesemrautan sampah kedepannya untuk para pengembang didalam membangun perumahan setidaknya menyiapkan fatum dan didalamnya dibangun tempat pembuangan sampah dilingkungan rumah tangga, harap Mety.- (hafrud),-

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *