Berapa biaya yang dikeluarkan untuk proses pembuatan film bioskop?

Kalau kita baca di laman oom wiki, Sutradara atau pembuat film adalah orang yang bertugas mengarahkan sebuah film sesuai dengan manuskrip, pembuat film juga digunakan untuk merujuk pada produser film.

 

Artikel, MP-Quora

Di Indonesia, biaya proses pembuatan sebuah film layar lebar untuk tayang di bioskop biasanya ditentukan oleh beberapa faktor. Mulai dari berapa banyak jumlah hari shooting film tersebut, karena semakin lama dan panjang jadwal shooting maka biaya produksi akan semakin tinggi. Kemudian lokasi shooting apakah berpindah-pindah tempat atau hanya di satu atau dua lokasi saja.

Dengan banyak berpindah lokasi, tentunya mengakibatkan biaya lebih mahal karena sewa tempat, mobilisasi/demobiliasi serta waktu buat menyiapkan alatnya. Lalu pemakaian alat untuk shooting seperti kamera berapa banyak, lampu-lampu, dan lain sebagainya. Setelah itu tentunya bayaran untuk para artis dan aktor, figuran, katering, penggunaan grafis dan visual efek, jasa musik untuk film, dan sebagainya yang berhubungan dengan produksi film itu.

Sekarang ini di Indonesia, rata-rata biaya yang dikeluarkan untuk pembuatan sebuah film layar lebar buat tayang di bioskop berada di kisaran angka 2 hingga 3 miliar. Mungkin ada yang sudah termasuk dengan biaya promosi didalamnya, atau belum termasuk sehingga ada biaya tambahan untuk promosi film nantinya.

Tetapi ada juga film Indonesia untuk tayang di bioskop yang low budget atau mempunyai anggaran tidak mahal, biasanya itu film indie dan hanya berkisar seratusan juta rupiah saja. Diantaranya ada film berjudul Turah (2016) yang memiliki biaya produksi sebesar 100 juta rupiah, dan film Siti (2014) sebesar 150 juta rupiah. Namun, pada umumnya untuk film bioskop komersil berada diangka 2 hingga 3 miliar rupiah. (Quora/Eric)

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *