Pertumbuhan Ekonomi Kalsel Sedikit Lamban

Banjarmasin, mediapublik.net

            Pengaruh hari besar , bulan Ramadhan 1440 H  yang diteruskan pada perayaaan Hari raya Idul fitri ditambah naiknya harga tiket pesawat serta minus berkuranganya kunjungan wisata masuk ke Kalsel menjadi pemicu bagi rendahnya  pertumbuhan ekonomi Kalsel sampai dengan bulan Juni 2019.

            Tak hanya itu naiknya harga makanan serta sembako seperti kue kering, minyak goreng,  ikan patin, ikan kembung, beras, gula, serta turunnya permintaan terhadap batu bara memicu terjadinya inflasi di Kalimantan Selatan.

            Ada hal menarik ternyata beras lokal turut juga jadi penyumbang inflasi, karenanya kedepan akan menjadi program Bank Indonesia Kalsel sebagai kordinator kegiatan Bank Indonesia Se Kalimantan untuk bisa bekerjasama dengan Badan Logistik Kalsel (BULOG) dalam mengatasi ketersediaan berasa lokal tersebut.    

Kenyataan pertumbuhan ekonomi Kalimantan itu diakui dan diduplikasikan BI Kalsel  pada triwulan I-2019 tercatat sebesar 4,08% (yoy), melambat dari triwulan sebelumnya yang sebesar 5,78% (yoy). Sejalan dengan Kalimantan, perlambatan pertumbuhan Kalimantan Selatan utamanya disebabkan oleh kinerja sektor pertambangan, khususnya batubara, terkait perlambatan permintaan dari Tiongkok yang salah satunya disebabkan oleh masih tingginya cadangan stok negara tersebut. Dari sisi permintaan, normalisasi konsumsi swasta pada awal tahun menyebabkan kinerja konsumsi Rumah Tangga (RT) melambat.

Di level nasional, pertumbuhan ekonomi pada triwulan I-2019 tercatat sebesar 5,07% (yoy), melambat dari triwulan IV-2018 yang tumbuh sebesar 5,18% (yoy). Pertumbuhan yang melambat tidak terlepas dari pengaruh pola musiman awal tahun serta dampak perbaikan pertumbuhan ekonomi global yang lebih rendah dari prakiraan sehingga berdampak pada pelemahan ekspor. Di sisi lain, permintaan domestik yaitu konsumsi RT, konsumsi lembaga nonprofit rumah tangga (LNPRT), dan investasi tercatat masih tumbuh tinggi.

Darisisi permintaan, perlambatan pertumbuhan ekonomi Kalimantan Selatan padatriwulanI-2019 bersumber dari melambatnya kinerja komponen konsumsi Rumah Tangga danInvestasi.           Investasi Kalsel tercatat tumbuh sebesar 7,96% (yoy), melambat dibandingkan dengan  triwulan sebelumnya yang tumbuh sebesar 9,39% (yoy).

Disisilainkonsumsi Rumah Tangga tumbuh melambat sebesar4,21(yoy), melambat dibandingkan triwulan sebelumnya yang tumbuh 4,77% (yoy).

Konsumsi Pemerintah tumbuh meningkat sbesar 3,62% tumbuh sebesar0, 11%(yoy) dibandingkan triwulan sebelumnya.

•Ekspor Kalimantan Selatantumbuh 3,37%(yoy),meningkat  dibandingkan dengan triwulan sebelumnya.

•Impor Kalimantan Selatan padat riwulanI-2019 tumbuh sebesar 4,97% (yoy), meningkat dibandingkan dengan triwulan sebelumnya yang tumbuh sebesar1,61% (yoy).

Darisisi penawaran, perlambatan pertumbuhan ekonomi Kalimantan Selatan pada triwulanI-2019 didorong oleh perlambatan kinerja sector pertambangan  dan industry pengolahan.

•Sektor pertanian Kalsel pada triwulanI-2019 tumbuh sebesar 4,32%(yoy), meningkat dibandingkan dengan triwulan sebelumnya yang tumbuh sebesar 4,04%(yoy).

•Sektor pertambangan Kalimantan Selatan pada triwulanI-2019 tumbuh sebesar 2,27%(yoy),melambat bila dibandingkan dengan triwulan sebelumnya yang tumbuh sebesar 8,08%(yoy).

•Industri  pengolahan Kalimantan Selatan pada triwulanI-2019 terkontraksi sebesar0,42%(yoy), melambat bila dibandingkan dengan triwulan sebelumnya yang tumbuh 5,05%(yoy). PadatriwulanI-2019, sector perdagangan, hotel dan restoran(PHR) Kalimantan Selatan tumbuh sebesar7,93%(yoy), meningkat dibandingkan dengan triwulan sebelumnya yang tumbuh sebesar7,14%(yoy).

            Demikian disampaikan Herawanto dalam jumpa pers bulanan yang didampingi Humas Haris dan bagian Penukaran Uang di kantor BI Kalsel Selasa (18/6) dengan harapan Komoditi beras lokal akan menjadi prioritas kedepan untuk mengatasi kelangkaannya terutama disaat diperayaan hari hari  besar. (Daus)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *