Banjarmasin, Media Publik
Mengecilnya distribusi air keberbagai pelanggan di Banjarmasin menjadi persoalan besar bagi pelanggan air bersih yang jadi kebutuhan utama dalam penyediaan air minum oleh Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) untuk warga Banjarmasin.
Keluhan warga Banjarmasin Utara di Perumnas Kayu Tangi bahkan di Kecamatan lainnya yang kini mengecil supply airnya bahkan mati total, menjadi problema dalam menghadapi krisis air di Banjarmasin sebagai ibu kota Kalsel .
Direktur Utama PDAM Banjamasin Ir. Yudha Ahmadi menyikapi hal tersebut berkomentar yang diamini oleh Humas Nur Wahid mengakui kalau supply Air Bersih kemasyarakat alias kepelanggan PDAM memang kecil tak seperti biasanya apalagi disaat musin kemarau ini.
Hal ini dikarenakan bahan baku air yang didapatkan untuk memproduksi air bersih tak mudah didapatkan dimana sumber air yang dipakai dari aliran sungai bilu Banjarmasin tak bisa lagi digunakan akibat air sungai tersebut sudah terintrusi air laut dari 250 gram perliter menjadi 2600 gram perliter.
Nah secara otomatios air bersih tidak bisa diolah, dan air dari sungai bilu tidak bisa disedot atau mati total untuk supply air bersih ke ketiga Kecamatan Banjarmasin Utara, Barat dan Tengah.
Untuk mengatasi supply air terus mengalir di tiga kecamatan itu menggunakan air baku dari Sungai Tabuk yang berarti pipa induk air jalan A. Yani dengan adanya struktur supply baru itu menjadi berubah.
Biasanya mensuply untuk 2 Kecamatan Barat dan Timur sekarang dibagi menjadi 5 yakni untuk Kecamatan Banjarmasin Tengah, Barat, Timur, Utara, Selatan, itulah kenapa supply air mengalami penurunan , jelas Yudha.
Ketika Koran mediapublik pertanyakan saat beliau selesai mengikuti Puncak Hari jadi Banjarmsin ke 493 di Balai Kota Pemko Banjamrsin, Selasa (24/9) bagaimana mengatasi kekurangan air baku tersebut. Solusinya adalah penyediaan penampungan air (Embung) yang kini lahannya sudah dibebaskan di daerah Sungai Tabuk Kabupaten Banjar, ujar Yudha. (Daus))