mediapublik.net, Banjarbaru
Sekretaris Daerah Kabupaten Tanah Laut, Kalimantan Selatan Dahnial Kifli dalam pemaparannya pada rapat pembahasan anggaran COVID-19 mengungkapkan, Pemkab Tala akan mendapatkan Dana Alokasi Khusus (DAK) sebesar Rp 125 miliar yang akan dikonsultasikan ke Pemprov Kalsel.
“Kami sudah melakukan rasionalisasi, kami termasuk di enam kabupaten/kota yang tidak ditunda Dana Alokasi Umum (DAU) tahun depan, karena refocusing kita untuk COVID-19 sudah kita lakukan dengan baik” ucap Dahnial pada rapat pembahasan anggaran untuk penanggulangan COVID-19, di Gedung Idham Chalid, Komplek Perkantoran Gubernur Kalsel, Banjarbaru, Rabu (27/5).
Menurutnya, Pemkab Tala telah menggelontorkan dana sekitar Rp 250 miliar dibagi untuk penanganan kesehatan sebesar Rp 75 miliar, Rp 100 miliar jaring pengamanan sosial dan Rp 75 miliar untuk pemulihan ekonomi.
Lebih lanjut dia menambahkan, 14.000 alat rapid test akan digunakan untuk masing-masing zona, seperti kerumunan di pasar, Aparatur Sipil Negara yang pulang pergi dan juga seperti kluster Gowa, kluster Antasari serta orang yang pulang dari pondok pesantren.
Pemkab Tala, jelas dia, memiliki fasilitas khusus yang berada di RSUD Hadjie Boejasin lama dan akan ditambah ke balai diklat jika temapat fasilitas khusus sudah penuh.
Sementara, Ketua Harian GTPP Covid-19 Kalsel Abdul Haris Makkie mengungkapkan, intervensi dilakukan pemprov tidak dalam kontek wilayah di kabupaten atau kota yang memiliki otonomi sendiri.
“Tetapi hanya kontek melakukan koordinasi ketika terjadi sesuatu, ada persoalan yang tidak tepat dan menjadi tanggung jawab bersama atau provinsi,” ungkapnya.
Haris mengucapkan terimakasih kepada pemkab/ kota telah melakukan upaya maksimal , sehingga terjadi perubahan yang cukup signifikan.
“Virus ini kita tidak tahu kapan berakhirnya vaksin belum ditemukan, larut dalam penanganan dan tidak memiliki target,” ujarnya.
Dia menjelaskan, untuk skenario bulan Juni tracing dan tracking dari kasus konfirmasi COVID-19 yang akan mengakibatkan lonjakan kasus yang signifikan.
“Bulan Juli akan melakukan skenario treatment dan setelah itu menurun dan hilang. Harapannya setelah bulan Agustus kurva dari kasus COVID-19 akan melandai dan mengalami penurunan,” harap Haris.(MP/Humas/ant).