Tanah Laut antisipasi Alarm Kewaspadaan Omicron

mediapublik.net, Pelaihari

Secara umum, infeksi corona varian Omicron menimbulkan gejala ringan. Namun untuk kasus tertentu, varian Omicron mampu menunjukkan tajinya. Di hari ke-36 sejak kasus Omicron pertama terdeteksi di Indonesia, dua kasus kematian pun menyeruak.  

Sebuah kabar disampaikan Kementerian Kesehatan Indonesia, pada Sabtu (22/1/2022) sore. Dua pasien konfirmasi varian Omicron meninggal dunia. Kedua kasus tersebut merupakan pelaporan fatalitas pertama di Indonesia akibat varian baru Omicron yang memiliki daya tular tinggi.

Hingga Sabtu (22/1/2022) tercatat secara kumulatif ada 1.161 kasus konfirmasi Omicron yang ditemukan di Indonesia. Penambahan penularan harian pun terus bergerak naik ke angka 3.205 kasus baru. Sedangkan, jumlah kasus sembuh berada di angka 627, dengan fatalitas akibat Covid-19 sebanyak lima kasus di hari yang sama.

Berbagai upaya telah dilakukan pemerintah dalam mengantisipasi penyebaran Omicron di Indonesia. Mulai dari menggencarkan 3T, terutama di wilayah Pulau Jawa dan Bali, peningkatan rasio tracing, menjamin ketersediaan ruang isolasi terpusat, menggencarkan akses telemedisin, serta meningkatkan rasio tempat tidur untuk penanganan Covid-19 di rumah sakit.

Tak terkecuali Untuk Rumas Sakit H. Boejasin (HB)  Pelaihari Tanah Laut sudah melakukan Rapat Koordinasi dengan Institusi terkait, apa saja yang sudah dilakukan begini kata Direktur Utama RS HB dr. Isana Farida, M.Kes saat dikonfirmasi mediapublik.net barusan melalui Telpon selularnya Senin (7/2) di Pelaihari.

Meski saat ini belum terdekteksi varian virus baru Omicron  Covid19 di Tala namun  sejak kemarin memang  sudah  kita siapkan segala sesuatu dalam rangka antisipasi lonjakan kasus Kembali.  Kami juga sudah melakukan identifikasi terkait hal itu.

Kami sudah melaksanakan rapat koordinasi kembali dengan teman teman pemberi layanan terkait ruang isolasi yakni dengan  Merefresh kembali SOP SOP.

Sesuai dengan kondisi sebelumnya, kita diupayakan menyiapkan setidaknya 40% dari total kapasitas tempat tidur.

Saat ini, RSUD HB memiliki 185 Tempat Tidur (TT) kalau 40% artinya sekitar 74 TT  kapasitas kita bisa menampung di 95 TT tanpa membuka tenda darurat.  Bahkan kalau terjadi   lonjakan hingga 100an pasien. Inshaa Allah kita juga siap.

Untuk oksigen, kita sudah menggunakan oksigen sentral dengan  kapasitas tabung untuk 9000m³, Selain juga oksigen dengan tabung kapasitas 6m³

Diakui isna  sesuai edaran dr Kemenkes.  RS HB  hanya merawat yang bergejala sedang-berat-kritis saja. Sedangkan untuk yang tanpa gejala hinga gejala ringan cukup isolasi mandiri atau isolasi terpusat. Terkait isoman atau isoter dapat   dikonfirmasi dengan satgas Kabupaten  atau paling tidak Dinas Kesehatan, ujar dr yang pakai kacamata ini. (Daus)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *