Hilirisasi Batu Bara akan menekan kebutuhan defisit impor LPG nasional

mediapublik.net, jakarta

Webinar Nasionan dengan thema Pemanfaatan Hilirisasi Batu Bara untuk pemulihan Ekonomi,  yang dilaksanakan Kompas media (1/9)  dari berbagai Profesi sangat menarik diikuti oleh  Peserta Webinar  meski digelar siang hari ,  apalagi  Gubernur Kalsel H Sahbirin Noor yang baru dilantik sebagai Gubernur Kalsel  dan Amanlison Sembiring  Kepala Kantor  Perwakilan Wilayah (KPW) Bank Indonesia  Kalimantan Selatan  sebagai penyaji materi .

Dalam paparannya Amalison mengatakan kita berada di periode yang paling menantang dalam sejarah, di mana kita akan menghadapi perubahan lanskap ekonomi dalam beberapa tahun ke depan. Oleh karena itu, keputusan dan kebijakan ekonomi saat ini akan berdampak untuk generasi anak-anak kita.

Di bagian pertama saya akan menceritakan secara singkat perkembangan ekonomi Kalimantan, dan bagaimana Batu Bara menjadi urat nadi perekonomian Kalimantan dan Indonesia.

Ekonomi Kalimantan tumbuh positif sebesar 6,28% pada triwulan II-2021, naik sesudah terkontraksi sejak triwulan II-2020. Pertumbuhan ekonomi ini didukung oleh kinerja LU Pertambangan yang memiliki kontribusi terbesar dalam perekonomian Kalimantan.

Dari sisi pengeluaran, pertumbuhan pada triwulan II-2021 ditopang oleh perbaikan kinerja ekspor. Ekonomi Kalimantan masih akan tetap tumbuh positif sampai dua triwulan ke depan, walaupun lebih rendah dari pertumbuhan di triwulan II-2021.

Dari sisi produksi, Kalimantan memiliki kontribusi signifikan terhadap produksi Batu Bara nasional, di mana pangsanya sebesar 85,28%.  Produksi Batu Bara di Kalimantan secara spasial berasal dari Kaltim dengan 56,45%, disusul oleh Kalsel 35,10%.

Tujuan dan pangsa ekspor batubara Kalimantan sejalan dengan Nasional karena ekspor batubara nasional 90% nya merupakan produksi Kalimantan. Tingginya harga batubara global saat ini terus mendorong optimisme produksi batubara hingga akhir tahun.

Produksi Batu Bara Kalimantan sendiri diproyeksikan akan meningkat karena dorongan tingginya harga Batu Bara global yang masih terus naik, dengan trend Harga Batu Bara Acuan (HBA) yang masih naik.

Dengan kontribusi Batu Bara yang begitu signifikan terhadap ekspor Batu Bara nasional, sayangnya, Batu Bara masih dijual mentah sehingga belum memberikan nilai tambah yang optimal terhadap PDRB Kalimantan.

Ditinjau dari struktur pendukungnya, Sektor Pertambangan masih memberi kontribusi terbesar terhadap perekonomian Kalimantan sebesar 26,94%. Subsektor pertambangan Batu Bara dan lignit memberi kontribusi terbesar sebesar 72,31% dengan kontribusi terbesar berasal dari Kaltim sebesar 78,33% dan menyusul Kalsel sebesar 12,08%.

Meskipun kontribusi terhadap perekonomian tinggi, Batu Bara di Kalimantan sebagian besar dijual secara mentah, yang terindikasi dari kontribusi subsektor industri pengolahan Batu Bara yang jauh lebih kecil karena didominasi oleh industri pengilangan Migas.

Dengan cadangan yang melimpah, kita bisa mendorong naiknya nilai tambah dengan sentuhan teknologi untuk dapat memaksimalkan nilai ekonomisnya. Dengan demikian, pengolahan atau hilirisasi batubara di Kalimantan, menjadi suatu keharusan dan peluang sebagai sumber ekonomi baru untuk New Kalimantan. We have no choice, but either do or die.

Kami mendapati fenomena di mana provinsi yang memiliki kekayaan alam yang melimpah namun tidak dilanjutkan dengan industri pengolahan, cenderung tidak mandiri dan tidak sustainable, atau yang lebih dikenal dengan Natural Resources Curse (NRC).

Kami juga mendapati bahwa perdagangan Batu Bara yang selama ini terjadi di Kalimantan, tidak memberikan trickle-down effect terhadap masyarakat Kalimantan, baik dalam jangka pendek maupun panjang.

Pengujian Impulse Response Function menunjukkan perubahan harga Batu Bara tidak memberikan efek terhadap perubahan inflasi Kalimantan, yang mengindikasikan tidak ada geliat peningkatan konsumsi masyarakat saat harga Batu Bara naik.

Dunia saat ini sedang menghadapi transisi energi dan dibutuhkan tata kelola dunia yang baru untuk memajukan pertumbuhan ekonomi tanpa merusak bumi. Ini adalah sebuah keniscayaan dan kepastian. Kita tidak memiliki pilihan, selain melakukan perubahan.

Di tengah Target Paris Agreement dan kesepakatan G7 yang menghentikan pembiayaan proyek eksplorasi Batu Bara di akhir tahun 2021, serta kesepakatan G20 untuk menghentikan pembiayaan internasional terhadap proyek Batu Bara pada tahun 2025, presiden Jokowi menjawabnya dengan komitmen untuk melakukan hilirisasi Batu Bara.

Bahkan secara khusus, hilirisasi Batu Bara dan energi hijau menjadi dua dari tiga strategi ekonomi presiden Jokowi yang dipaparkan pada tanggal 26 Agustus di depan 100 ekonom.

RIPIN atau Rencana Induk Pembangunan Industri Nasional 2015-2035 menetapkan hilirisasi Batu Bara dalam bentuk gasifikasi Batu Bara ke Methanol serta Batu Bara ke Dimethyl Ether (DME).

Hilirisasi juga telah masuk dalam RPJMD Provinsi Kalimantan Selatan. Dari kajian kami, hilirisasi Batu Bara menjadi DME akan menekan kebutuhan defisit impor LPG nasional dan memberi nilai tambah 8x lipat dibandingkan dengan menjual Batu Bara mentah. Sementara Methanol akan memberi nilai tambah 6x lipat sekaligus menjadi jawaban dari berbagai kebutuhan impor.

Saat ini hilirisasi Batu Bara di Kalimantan sudah dilakukan dalam bentuk upgrading Batu Bara menjadi semi kokas, dan dapat meningkatkan nilai tambah ekonomi Kalimantan untuk memenuhi kebutuhan industri baja dan smelter nikel di Sulawesi (LVC).

Proyek hilirisasi besar lain di Kalimantan akan segera dimulai, seperti KPC dan Kideko di Kaltim, Adaro di Kalsel. Sementara itu, hilirisasi dengan gasifikasi akan membangun berbagai industri petrokimia baru dengan berbagai jenis turunannya atau yang lebih dikenal sebagai forward linkage.

Tak kalah menariknya dengan semangatnya  Gubernur Kalsel H Sahbirin Noor  dalam pemaparan di Webinar mengatakan pemanfaatan hilirisasi batubara untuk pemulihan ekonomi sangat mendukung dalam pembangunan banua.

Dalam pertumbuhan ekonomi di 3 tahun terakhir mengalami ketidak stabilan dimana tahun 2019 ekonomi kalsel tumbuh 4.0 % kemudian 2020 tumbuh menurun hingga -1,81 % , ini disebabkan karena pandemi covid 19 yang berkepanjangan.

Selanjutnya di Triwulan 2 tahun 2021 ekonomi kalsel bangkit dengan pertumbuhan 4,44 % . selain disebabkan kondisi pandemi ketidak stabilan ekonomi kalsel dgn ketergantungan terhadap komoditas pertambangan dan CPO , dimana dgn komodity ini mudah terpengaruh dengan di pasar  global.

Dengan kondisi seperti itu selaku Gubernur Kalsel Saya bertekad untuk melakukan perubahan struktur ekonomi dengan memaksinal sumber sumber  baru perekonomian seperti sektor Pertanian Perkebunan Peternakan bahkan Pariwisata.

Kita ingin mentransformasi pada sumber daya alam yang terbarukan, diseminar nasional ini sangat selaras relevan sekali dengan fokus perhatian pemerintah Prov Kalsel untuk memanfaatkan  lebih maksiml sektor pertambangan tentunya batubara  itu.

Tentunya kebijakan pemanfaatan hilirisasi  batubara ini meruapakan satu langkah penting dan sangat strategis yang perlu didukung oleh kita semua, semua Pihak, dimana potensi cadangan di Kalsel salah satunya di Kalsel, sudah waktunya tentunya harus ditingkatkan nilai keekonomiannya.

Dengan sumber daya batubara sebesar 17 m ton dan cadangan 3,9 m ton maka kalsel akan bisa mencapai kemajuan yang lebih signifikan pesat lagi dari saat ini.

Beberapa faktor yng mendukung dari hilirisasi batubara itu diantaranya : pertama Sumber daya cadangan batubara yang besar, kedua produksi batubara yang tak termanfatkan akan semakin meningkat, ketiga produksi turunannya batubara sebagai laternatif pengganti BBM, dan BBG .

Keempat mengurangi  dampak lingkungan batubara, nilai ekonomi batubara fluktuatif dan ada kecendrungan semakin rendah. Berikutnya  penggunaan batubara tentunya sebagai bahan baku semakin terbatas.

Dengan melaksanakan hilirisasi ini tentunya dapat mengurangi impor meningkatkan ketahanan energi, juga mengurangi kerusakan lingkungan. Pengembagnan batubara yang dapa dilakukan seperti pembuatan vokas briket batubara dan banyak lagi lainnya.

Pada akhirnya berharap agar pengembangan hilirisasi batubara di Kalsel bisa diwujudkan demi membantu dan mendorong pemulihan ekonomi nasional dgn tujuan membangkitkan daya ekonomi masyarakat demi kesejahteraan rakyat kalsel , Indonesia secara umum, ujar Sahbirin.

Selain Amanlison dan Gubernur Kalsel, juga pemateri lain yang tidak kalah gencarnya memberikan pemadatan dari thema Hilirisai batubara ini dalam Webinar Nasional adalah

  1. Sujatmiko – Direktur Pembinaan Pengusahaan Batubara pada Direktorat Jenderal Mineral dan Batubara , Wakil Gubernur Kalimantan Selatan, Haji Muhiddin yang memberikan suport dari kehadiran di webiar tersebut dalam memberikan sinyal yang kuat komitmen untuk mewujudkan hilirisasi Batu Bara sebagai bagian dari sumber pertumbuhan ekonomi untuk New Kalimantan.

Selanjutnya Dharma Djojonegoro – Direktur Utama Adaro Power,  Dwi Pranoto – Asisten Gubernur Bank Indonesia,  Hendra Sinadia – Direktur Eksekutif APBI-ICMA,  Rizal Kasli – Ketua Umum PERHAPI,  Sutta Dharmasaputra, Pemimpin Redaksi Harian Kompas serta Stakeholder yang hadir di Webinar Nasional tersebut.  (MP/Rilis)

 

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *